“Twenty years from now you will be more disappointed by the things you didn’t do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.”
Mark Twain
Kukira akan ada sebuah masa, di mana segala hal yang terjadi sama sekali tidak terduga dan jauh dari apa yang pernah direncanakan. Hidup memang seperti itu, penuh dengan rentetan gelombang kejut yang tak sepenuhnya bisa kita mengerti. Begitu pula dengan saya sendiri kenapa bisa nyasar ke negara ini -_-
Dengan langkah ragu dan bimbang sebelum keberangkatan karena memang banyak hal yang jadi pertimbangan sebelum aku melanjutkan perjalanan (selain karena kurang persiapan) menuju bandara keberangkatan Soekarno Hatta. Akhirnya membulatkan tekad untuk melanjutkan perjalanan.
Sebelum terbang saya membeli paket data IM3 2.5GB untuk roaming yang bisa digunakan di India dan Bangkok nanti, cukup 200rb masa aktif 7 hari.
Visa India
Sebelum itu saya perlu menginformasikan untuk Indonesia saat ini masih perlu mengajukan Visa untuk bisa masuk ke Negara India. Prosesnya cukup mudah karena saat ini India sudah menyediakan situs untuk pengajuan e-Visa dan gratis untuk prosesnya. Bisa refer ke link dibawah…
https://indianvisaonline.gov.in/
Silahkan isi data diri, proses penerbitan visa kurang lebih 3 hari evaluasi. Setelah itu nanti akan muncul notifikasi bahwa Visa sudah di approve atau di reject. Bila di approve nanti tinggal unduh e-Visa ke situs resminya. Hasil akhirnya seperti berikut.

Setelah di download di situs nya, e-Visa ini perlu di print dan dibawa untuk diperlihatkan di Imigrasi kedatangan India nanti (harus di print).
Tiba di Bangalore India
Saya tiba di Bangalore pukul 23.00 waktu setempat setelah sebelumnya perlu transit di Bangkok terlebih dahulu. Karena saya lapar saya menyempatkan terlebih dahulu dan saya teringat saya belum menyiapkan uang cash Rupee sama sekali.
Untuk tips, uang Rupee sebaiknya dibawa dari rumah atau bisa ambil di ATM kedatangan di India. Dan untuk tips sebaiknya jangan menukarkan uang di exchange karena fee admin yang ditarik cukup lumayan. Namun tidak semua ATM di India support kartu debit / credit card dari Indonesia, ada beberapa ATM yang support diantaranya SBI Bank, BOI Bank and etc (yang lain bisa cari sendiri di google, saya taunya pake SBI Bank saja hehe). Cuman ada catatan dari blog lain yang pernah saya baca, bahwa India memberikan warning / pemberitahuan bahwa membawa uang Rupee dari luar India tidak direkomendasikan dengan alasan uang tersebut adalah palsu. Ada beberapa case yang terjadi, jadi dari saya pribadi lebih recomend untuk ambil uang di ATM india.
Saya ambil hotel di Bangaluru (Silicon Valley nya ala India) di Mapple Tree Hotel. Transport kesana cukup lumayan jauh, memakan waktu sekitar 1jam-an. Saya menggunakan Uber sebagai transportasinya, ada alternatif lain sebenarnya bisa menggunakan OlaCabs yang lebih murah tapi perlu pakai kartu lokal india untuk registrasinya atau menggunakan bus (ribet).
Untuk Uber India sendiri menerima beberapa opsi pembayaran, bisa pake cash, credit card dan paytm (emoney-nya india). Namun cc saya tidak bisa digunakan di uber india dan paytm ini perlu aktivasi pakai nomer lokal juga. Untuk cash sebaiknya sediakan uang Rupee dalam nominal kecil untuk mengantisipasi driver tidak menyediakan uang untuk pengembalian. Jadi bisa ditukarkan atau membeli sesuatu di airport untuk mendapatkan uang kecil tersebut.



Tiba di Hotel India
Saya tiba di Hotel sekitar jam 3 pagi hari, di sambut dengan lolongan anjing yang ada dimana2 (ini benar) ahaha.



Hotelnya cukup bersih dan cukup direkomendasikan karena ada pelayan yang mudeng bahasa Indonesia, karena ceritanya pernah kerja di Malaysia beberapa tahun. Untuk makanan sehari-hari mereka menyediakan pemesanan, jadi cukup memudahkan.
Pemandangan India
Pemandangan di Jalan… ya gitu2 aja, sepanjang perjalanan kurang lebih sama (saya belum mengunjungi tempat bersejarah / tempat wisata yang ada). Cuman first impression yang saya dapat, rata2 driver di jalan ugal2an. Dan perlu berhati2 sewaktu menyebrang, sering kali hampir ketabrak dan sewaktu balik menuju ke bandara mobil yang saya tumpangi ke tabrak bis (ini beneran) jadi kurasa begitulah rutinitas sehari2 yang perlu diwaspadai.






Setelah puas berkeliling di Silicon Valey India, menyempatkan untuk mencoba makanan setempat. Entah saya lupa apa namanya.


Saya menghabiskan waktu di India kurang lebih 3 hari, banyak pelajaran yang didapat / insight / pengalaman yang tak terlupakan. Ya setidaknya pernah ngunjungin negara ini meski cuman sekali dan mungkin gak akan lagi wkwkwk.
Aslinya ada banyak wisata menarik yang perlu dikunjungi di India ini, ya mungkin lain kali bila ada kesempatan dan memungkinkan.
Menuju Bangkok
Rencana saya setelah dari India memang saya akan menuju Bangkok, menghabiskan waktu disana sebelum balik ke Jakarta. Selama berjalanan ke Airport Bengaluru, ada moment yang berkesan seperti yang saya ceritakan tadi. Mobil yang ditumpangi sempat terserempet bus, tapi untung tidak apa2 dan tidak begitu keras. Jadi sempat melihat adu hantam antara driver.

Saya kurang tau solvingnya bagaimana, tapi cukup memakan waktu untuk sampai bandara dan mepet banget waktunya. Untung driver india bukan kaleng2 ngendarainya, mungkin hampir sama atau bahkan lebih dengan driver Bus Rela atau bus yang biasa lewat di jalur pantura. Sungguh, Amat, Sangat, Menegangkan Sekali (hiperbola).
Gate Close 3 menit lagi, tapi saya masih sempat untuk checkin XD.


Tiba di Bangkok & Mengenal Transportasi Yang Ada
Saya tiba di Bangkok kurang lebih jam 15.00 sore waktu setempat dan Langsung memikirkan bagaimana caranya biar sampai ke Hotel.
Bangkok sendiri saya menemukan kondisi cukup berbeda dengan kondisi sebelumnya. Di Bangkok justru lebih prefer membawa uang Bath dari negara asal atau tukar di exchange setibanya di bangkok. Karena apabila mengambil langsung di ATM Bangkok, anda akan dikenakan charge senilai 220 Bath atau sekitar 100rban. Tapi ya begitulah aslinya, tapi infonya buat pemegang kartu ATM HCBC tidak dikenakan charge bila ambil uang di ATM.
Saya hotel di The Bob Hostel, di sekitar ekamai. Untuk transportasi dari bandara saya menggunakan MRT + Grab.


The Bob Hostel cukup nyaman, dan murah. 3 hari disini saya menghabiskan 200rb saja untuk menginap. No endorse ya ini, memang apa yang dirasakan. Selengkapnya bisa googling saja.

Kota Bangkok memiliki beberapa moda transportasi umum yang tersedia diantaranya ada :
- MRT (kereta bawah tanah atau subway)
- BTS (
Boyband Koreasky trains) - Bus Kota (AC / Non AC)
- Tuk-Tuk
- Ojek Motor (Grab / GET alias Gojek-nya Bangkok)
- Perahu Motor
Dari saya sendiri lebih prefer untuk menggunakan Bus digabung dengan MRT dan BTS. Alasanya karena lebih murah, untuk Grab opsi terakhir untuk digunakan.
Mungkin ada banyak keraguan / kekhawatiran bagi orang luar bangkok bila ingin mencoba transportasi lokal. Takut kesasar lah / di mark up lah atau sebagainya. Di Bangkok saya menggunakan aplikasi namanya ViaBus adalah aplikasi Lokal yang bertujuan untuk memudahkan turis untuk dapat memilih atau menggunakan transportasi yang ada.

Aplikasi ini cukup memudahkan, karena bisa memberi rekomendasi transportasi apa yang perlu digunakan untuk sampai tujuan. Bahkan bisa memberikan rekomendasi nomor Bus atau nomor kapal.




Kenek (kondektur) bus semua berpakaian seragam, dan tidak ada markup atau pembedaan harga dengan turis asing. Mereka fair, tenang saja. Bila sulit berkomunikasi, cukup tunjukan titik tujuan serta uang yang ada maka mereka akan mengambil uang seperlunya dan memberikan kembalian #amazed.
Dan juga di bus2 yang ada tidak ada kata ngetem, mereka semua teratur dan lebih selow perjalananya. Santuy lah pokoknya.
Pemandangan Di Bangkok
Di Bangkok saya sempat mengunjungi beberapa tempat. Diantaranya
- Asiatique the River Front
- Wat Arun
- Ratchada Rot Fai Train Night Market
Selama perjalanan menuju destinasi wisata, saya cukup amazed dengan lingkungan sekitar. Selain transportasinya yang saling terintegrasi, fair dalam uang ticket, tapi juga lingkunganya cukup bersih.

Destinasi Wisata pertama saya adalah Asiatique the River Front. Disana kita bisa menikmati pemandangan samping kanal / kali dengan menggunakan kapal secara gratis.



Kemudian saya melanjutkan perlajanan ke Wat Arun menggunakan Kapal juga, dibantu oleh aplikasi ViaBus saya perlu mendatangi Pier (pelabuhan kapal) di sebelah lokasi Asiatique. Jadi bisa menikmati perjalanan menuju Wat Arun diatas kapal.




Setelah itu saya melanjutkan perjalanan ke Ratchada Rot Fai Train Night Market. Menggunakan Grab + MRT, dikarenakan kapal ferry untuk penyeberangan sudah close jam 8 malam XD. Jadi saya perlu menggunakan grab, halte bus pun juga cukup jauh dari Wat Arun.
Setibanya di Night Market, kita akan disuguhkan dengan keramaian. Berjejer banyak tenda warna warni, dan beberapa cafe yang menyuguhkan musik yang mengajak jiwa kita ikut berdendang. Banyak sekali makanan yang ditawarkan, rata2 murah2.


Tambahan Catatan di Bangkok
Di bangkok prefer lebih murah anda dapatkan makan di supermarket nanti tinggal dihangatkan di hotel ketimbang beli di restoran2.

Dan juga di Bangkok tiap2 toko sudah mewacanakan untuk tidak menyediakan plastik, jadi perlu disiapkan dari awal untuk bawa keranjang pembelian sendiri. Namun karna saya tidak tau diawal, mereka memberikan toleransi dengan menyediakan kerjanjang kain untuk dibeli.

Bersama dengan kontrasnya perbedaan kedua negara, Bangalore tetaplah Bangalore dan Bangkok tetaplah Bangkok. Kota yang kompleks, yang ingin didengar dan dilihat dengan apa adanya. Bukankah begitu seharusnya sebuah kota dinikmati?
Mantab mas, akhirnya jadi jalan juga