Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn’t do than by the ones you did so. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.
-Mark Twain-
PURWAKARTA, Sabtu, 30 April – 1 May 2016
Salah satu wisata yang perlu dicoba di purwakarta adalah rock climbing di Tebing (Gunung) parang. Gunung Parang berlokasi di Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat samping Waduk Jatiluhur. Gunung Parang yang merupakan jenis gunung batu dengan jenis batu andesit memiliki tiga puncak yang masing-masing memiliki perbedaan ketinggian.
Untuk sekedar informasi panjat tebing disini menggunakan via ferrata bukan pure rock climbing sebenernya kayak di film2 petualangan itu. Via ferrata berasal dari bahasa Italia yang artinya jalur besi. Jadi rock climbing yang dilakukan adalah dengan meniti tangga besi yang sudah dipasang sepanjang area tebing. Tentunya ini lebih mudah dibandingkan rock climbing beneran yang mengandalkan pijakan-pijakan batu atau lubang yang sempit dan licin. Pendeknya, dengan via ferrata, semua orang pasti bisa melakukan rock climbing dengan syarat dalam kondisi sehat jiwa dan raga. Baik laki-laki, perempuan, tua, muda, jomblo, ataupun jomblo musiman ini bukan curhat.
Meski terlihat safety, disini kami tetap dipandu oleh pemandu lokal yang sudah disediakan di lokasi wisata tersebut. Menurut informasi yang saya dapat via ferrata ini merupakan pertama di Indonesia dan merupakan tertinggi kedua di Asia.
Perjalanan dimulai
Berangkat sore hari sekitar jam 5. Tim kami beranggotakan 5 orang, start awal dari Slipi meeting point di Pancoran untuk naik travel menuju Purwakarta.
Perjalanan dari Jakarta menuju Purwakarta cukup lumayan singkat seperti Jakarta Ke bandung butuh 4 jam. Setelah sampai di purwakarta kami dijemput oleh Travel yang disediakan oleh pemandu lokal yang sudah kita hubungi sebelumnya menuju ke daerah wisata tebing parang yang dituju. Selama perjalanan lumayan adem lingkunganya, tidak macet seperti dijakarta. :p

Penginapan di tebing parang https://projectzpippo.wordpress.com
Sesampainya di lokasi wisata, ternyata sudah di sediakan tempat untuk menginap, dengan harga sewa 50rb per orang ternyata dapat fasilitas menginap yang cukup bagus menurut saya. Bersih, rapi dan ada kamar mandinya didalam.
Naik Tebing
Sebelum naik tebing di breafing dulu mengenai apa saja yang diperlukan untuk naik tebing, tentunya dengan semangat juang yang tinggi yang tak akan pernah menyerah *halah
Peralatan safety yang diperlukan dalam melakukan rock climbing via ferrata adalah Seat Harness yaitu tali yang dipasang melingkari pinggang dan paha sebagai penyangga berat badan, Carabiner yang digunakan untuk mengaitkan tubuh pada kawat baja, Lanyard Arm yaitu tali yang menghubungkan carabiner dengan Energy Absorber yang berfungsi meredam tegangan tali (Lanyard arm) jika kita terjatuh, Helm sebagai pelindung kepala kalau ada batu-batu yang jatuh dari atas dan Sarung Tangan.
Sebenarnya yang paling berat itu bukan pas mendaki di tebingnya, melainkan “perjalanan di tanah” buat sampai di lokasi pendakian tebing. Karena lumayan bikin capek jalan dari tempat penginapan naik ke atas tempat pendaikan tebing.
Ternyata jalur via ferrata ini gak selalu vertikal, di beberapa tempat bahkan ada yang berbelok terus berubah jadi horisontal. Pas di jalur horisontal ini menurut saya agak ngeri, karena pegangan besi yang biasanya ada di atas jadi gak ada. Sebagai gantinya kami harus berpegangan ke kawat baja, dan tentunya juga sebagai muslim yang baik, harus berpegangan pada al-qur’an dan hadits:) benerin sarung
Setelah pendakian yang cukup melelahkan, pendakian yang cukup menguras tenaga dan ketampanan. Akhirnya kami sampai di di pertengahan gunung parang, yang tidak bisa dilanjutkan lagi karena track untuk via ferrata ini ternyata belum rampung sepenuhnya.
Overall pengeluaran mulai dari berangkat sampai balik termasuk makan + tempat tinggal itu per orang gak lebih dari 300rb. Worth it lah dengan segala hal yang didapat :))
ps: Jangan lupa ketika balik mampir di sate maranggi, kuliner lokal yang perlu dicoba ketika mampir ke purwakarta.
Tau no kontak orang tebing parang nya om..
Punya no kontak orang sana om
Udah gak ada om, jauh2 hari udah harus janjian dulu supaya gak bentrok. Untuk pemandu bisa cari di google ada banyak karna yg “megang” lokasi tersebut ada beberapa orang.